Senin, 25 Oktober 2010

PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK PADA MASA REMAJA

2.1 Perkembangan Fisik Masa Remaja
Perubahan perilaku gerak sejak bayi lahir sampai usia dewasa merupakan kajian menarik untuk dipelajari. Pada modul lima ini merupakan kelanjutan dari pembahasan perkembangan gerak yang dimulai sejak masa anak-anak sampai menjelang masa Adolesensi. Perkembangan gerak merupakan proses pengembangan yang berkesinambungan dan berkaitan dengan perubahan perilaku gerak manusia. Perubahan perilaku gerak dan penampilan keterampilan seseorang berhubungan dengan bertambahnya umur.
Dalam modul ini akan di bahas perkembangan gerak adolesensi yang menyangkut pertumbuhan fisik, perkembangan gerak, dan aktifitas fisik yang diperlukan pada masa tersebut. Masa adolesensi merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Serangkaian perubahan yang cepat terjadi pada masa adolesensi, baik yang berkaitan dengan ukuran, proporsi bentuk tubuh, pertumbuhan jaringan dansebagainya.berbagai perubahan, pertumbuhan dan perbedaan-perbedaan pertumbuhan yang terjadi antara anak laki-laki dengan perempuan.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan:
a. Pertumbuhan fisik yang berhubungan dengan ukuran dan proporsi tubuh, jaringan tubuh, perubahan dan jaringan peningkatan kekuatan;
b. Perkembangan gerak yang meliputi kemampuan gerak, koordinasi dan keseimbangan, dan peningkatan penampilan gerak;
c. Aktifitas fisik yang diperlukan dalam masa adolesensi, seperti kegiatan-kegiatan yang memerlikan pertimbangan fisiologis, medis, cedera yang mungkin terjadi, perbedaan jenis kelamin dan kematangan bertanding.

Adolesensi merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat sampai pada saatnya mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan sampai tidak terjadi pertumbuhan lagi. Pertumbuhan yang terjadi menimbulkan perubahan ukuran, seperti proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, sistem peredaran darah, pernapasan, sistem syaraf, kematangam seks primer dan sekunder dan sebagainya.
Pada awal masa adolesensi perempuan lebih tinggi dan lebih berat dari laki-laki keadaan tersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yang cepat terjadi. Pada anak laki-laki. Seterusnya laki-laki mengungguli tinggi dan berat badan perempuan, demikian pula ukuran-ukuran yang lain, seperti togok, panjang tungkai, lebar pundak, dan ukuran lengan.
Perubahan secara proporsional terjadi pada tulang dan jaringan lemak. Pertumbuhan tulang otot berjalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih nampak pada laki-laki dibabdingkan dengan perempuan.
Salahsatu perubahan fisiologis adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur dan sama untuk anak laki-laki dan perempuan sejak lahir, tetapi pada masa adolesensi penurunan pada laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan sesudah umur 12 tahun.
Perbandingan perubahan awal dari kekuatan menggenggam anak laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan anak perempuan, sedangkan kekuatan menarik dan mendorong hampir empat kali lipat besarnya, meskipun sampai umur 13 tahun hampir tidak terjadi perbedaan.
2.1.1 Pertumbuhan fisik adolesensi
Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Hal ini biasanya dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Adolesensi dimulai dengan percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai masa dewasa.
Pada masa adolesensi terjadi perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi percepatan pertumbuhan, perubahan bentuk proporsi tubuih, perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan cirri-ciri seks primer dan sekunder, perkembangan pada system pernapasan dan kerja jantung, dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual,dan fisiologis.
Secara biologis dalam masa adolesensi ini system reproduksi mencapai taraf kematangan.
a. Ukuran dan proporsi tubuh.
Perbedaan ukuran badan untuk kedua jenis kelamin pada masa sebelum adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak-anak perempuan.Sedangkan pada masa awal adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi dan lebih berat daripada laki-laki. Akan tetepi keadaaantersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yang cepat terjadi pada anak laki-laki pada masa adolesensi. Anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, ukuran-ukuran yang lain,seperti tinggi togok, panjang tungkai lebar bahu, lebar pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung dengan cepat.Pada masa adolesensi antar laki-laki dengan perempuan makin jelas perbedaan ukuran dan bentuk tubuhnya.
Pertumbuhan yang cepat pada masa adolesensi menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan morfologis antara anak laki-laki dan perempuan yang semakin jelas.Ciri-ciri yang menonjol adalah bertambahnya lebar bahu anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan pinggulnya,sebaliknya terjadi pada anak-anak perempuan yang mengalami pertumbuhan yang cepat pada pelebaran pinggulnya, dibandingkan dengan perkembangan pada pinggang dan bahu.
Pertumbuhan tungkai anak-anak laki-laki dan perempuan pada masa sebelum adolesensi menunjukkan proporsi yang sama antara anggota bagian bawah dan togok terhadap tinggi badan secara keseluruhan.Akan tetapi pada masa adolesensi sampai dewasa, anak perempuan menunjukkan hanya kecil pertumbuhan, pada tungkai sehingga lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tungkai anak laki-laki yang mengalami peertumbuhan yamh lebih cepat.
Perubahan fisik selama adolesensi menunjukkan beberapa indikasi dalam komposisi tubuh.Perubahan komposisi terutama bervariasi pada kegemukan dan kekurusan,Anak laki-laki meningkat ke arah berotot terutama pada anggota badan, sedangkan anak perempuan meningkat kea rah ramping dan gemuk atau makin berlemak.Peningkatan tersebut untuk anak laki-laki berlangsung dengan cepat terutama menjelang dewasa, sedangkan untuk ank perempuan berlangsunga secara bertahap.
Perkembangan organ reproduksi anak perempuan mulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki.Awal dari masaa puber anak laki-laki lebih sukar dikenali, biasanya ditandai adanya percepatan pertumbuhan kantung kemaluan (skrotum) dan testis, serta mulai tumbuhnya rambut kelamin, dan juga pelebaran pangkal tenggorokan (laryns).
Awal puber anak perempuan ditandai dengan terjadinya mentruasi pertama, dan berdasarka tanda-tanda seks sekunder, seperti mulai berkembangnya buah dada, tumbuhnya rambut kelamin dan sebagainya.
Usia mulainya menstruasi pertama berkisar antara 12 sampai 14 tahun.Variasi usia menstruasi pertama dipengaruhi oleh berbagai macam situasi, seperti iklim, gizi makanan, kebudayaan atau ras suku bangsa.Di daerah panas (khatulistiwa) cenderung lebih cepat terjadinya menstrusi pertama dibandingkan di daerah dingin (utara atau selatan).
Kematangan seksual berdasarkan ras antara anak laki-laki kulit hitam dan anak laki-laki kulit putih hanya sedikit atau hamper tidak terjadi perbedaan, tetapi pada anak perempuan ternyata terdapat perbedaan.Anak perempuan Mexico mulai menstruasi pertama pada usia 12,5 tahun, rata-rata anak eropa 12,9 tahun, jepang dan negro 13,1 tahun, dan cina 13,9 tahun.status gizi berpengaruh terhadap usia menstruasi pertama berhubungan dengan kegemukan.Seorang anak yang gemuk cenderung lebih cepat mengalami menstruasi pertama dibandingkan anak-anak yang relative lebih kurus.Gizi yang baik dan kondisi lingkungan yang baik berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan dan kecepatan kematangan akan lebih cepat diperoleh, sebaliknya kekurangan gizi menurunkan tingkat perkembangan organism.
Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual mencapai puncaknya pada periode adolesensi.Peningkatan yang pesat pada anak perempuan berakhir pada usia 11 sampai 13,5 tahun dengan penambahan tinggi rata-rata 3,25 inchi (8,25 cm)setiap tahun, sedangkan pada anak laki-laki antara usia 13 sampai 15,5 tahun dengan penambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,16 cm) setiap tahun.
Urutan pencapaian puncak pertumbuhan anak laki-laki di mulai dengan panjang tungkai, kemudian panjang togok dan disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pelebaran pundak (bahu) dan akhirnya pada penebalan dada.Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan panjang togok kira-kira berselang satu tahun.
Kematangan yang terhambat ditandai oleh variasi urutan, lamanya dan intensitas peningkatan berbagai segmentubuh selama periode pertumbuhan. Seorang anak yang lambat matang mengalami pertumbuhan tungkai lebih lama sehingga secara proporsional tungkai lebih panjang dibandingkan dengan togok. Pada anak laki-laki yang cepat matang cenderung mempunyai tungkai lebih pendek dengan panggul lebih besar dibandingkan dengan mereka yang lambat matang. Sedangkan pada anak perempuan yang lambat matang cenderung mamilliki tungkai lebih panjang dan bahu lebih lebar dibandingkan dengan mereka yang cepat matang.
Perbedaan bentuk tubuh antara anak laki-laki dengan perempuan menjadi tampak lebih jelas sesudah masa pubertas. Kedua jenis kelamin memiliki ukuran skeletal yang berbeda. Anak laki-laki menjadi seorang dewasa dengan tungkai dan lengan yang lebih panjang dan bahunya lebih lebar, sedangkan pada wanita dewasa akan lebih nampak lebih besar pinggulnya.


b. Pertumbuhan Jaringan Ttubuh
Perubahan proporsional terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak pada masa adolesensi. Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih nampak pada anak laki-lakidibandingkan dengan anak perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot sama, tetapi penurunan volumelemak tidak sama lamanya.
Dari hasilpenelitian yang dilakukan oleh Malina dan Johnston (1967) disimpulkan bahwa perbandingan otot dengan tulang pada masa sebelum adolesensi untuk kedua jenis kelamin adalah sama, yaitu 2,6 : 1. Perbandingan tersebut tetap sama sampai pubertaspada usia 15,5 tahun untuk anak perempuan, sedangkan bagi anak laki-laki perkembangan otot lebih meningkat sedikit lebih besar menjadi 2,7 : 1
Perbandingan antara otot dengan lemak untuk anak perempuan pada masa sebelum adolesensi agak tetap (konsisten), yaitu 2,3 : 1, dan meningkat menjadi 2,4 : 1 pada masa sesudah adolesensi. Pada anak laki-laki perbandingan antara otot dengan lemak tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan , yaitu 2,5 : 1 dalam masa sebelum adolesensi, dan pada usia 15,5 tahun menjadi 2,6 : 1. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan lemak pada anak laki-laki.
c. Perubahan Fisiologis
Adolesensi ditandai oleh berbagai macam perubahan-perubahan fisiologis yang berhubungan dengan masa pubertas dan berpengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. Salah satu perubahan adalah dengan denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur dan sama untuk kedua jenis kelamin sejak lahir. Penurunan denyut tersebut terus berlangsung selama antara kedua jenis kelamin, tetapi pada masa adolesensi penurunan denyut nadi pada anak laki-laki berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan sesudah umur 12 tahun, dan sampai masa dewasa denyut nadi waktu istirahat untuk seorang wanita, 10% lebih besar dari pada pria.
Sesuai dengan perubahan yang terjadi pada denyut nadi, maka terjadi pula perubahan pada temperatur tubuh basal. Pada orang yang sehat denyut nadi berhubungan erat dengan temperature tubuh. Temperature tubuh anak laki-laki 1,5ºF lebih rendah dibandingkan dengan perempuan.
Tekanan darah sistolik naik secara ajeg sejak maen kanak-kanak, kemudian meningkat lebih cepat selama masa adolesensi, dan terus meningkat sampai dewasa. Perubahan tersebut untuk anak perempuan terjadi lebih awal, tetapi pada laki-laki bertambahnya lebih besar. Perubahan tekanan darah distolik hanya kecil, dan antara laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan yang meyakinkan.
Perbedaan tekanan daah distolik yang nyata antara laki-laki dengan perempuan, dengan ditandai tingginya tekanan yang dimiliki oleh laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan oleh volume pemompaan jantung dan volume darah yang lebih besar. Volume darah yang besar pada laki-laki pada masa adolesensi ditandai dengan bertambah besarnya sel darah merah. Peningkatan jumlah darah merah pada anak laki-laki berarti meningkatnya pula hemoglobin dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan.
Peningkatan sel darah merah dan hemoglobin dalam darah menambahmasuknya oksigen (O2) dalam darah yang dapat digunakan secara efektif dalam badan , selama adolesensi terjadi peningkatan yang besar dalam hal volume pernapasan, kapasitas, vital, dan kapasitas pernapasan maksimal untuk laki-laki, tetapi sangat kecil untuk perempuan. Peningkatan-peningkatan
Fisiologis yang terjadi pada laki-laki yang mempunyai kapasitas vital yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan pada masa puber, hal ini sesuai dengan terjadinya pelebaran rongga dada dan pundak yang diikuti dengan pertumbuhan yang lebih cepat otot-otot dan paru-paru laki-laki.



d. Peningkatan Kekuatan
Perubahan-perubahan fisiologis dan pertumbuhan yang cepat di masa adolesensi peningkatan dengan perbedaan peningkatan kekuatan antara kedua jenis kelamin. Hasil penelitian yang dilakukan di universitas California oleh jones (1949) pada 90 orang anak untuk kedua jenis kelamin umur 11 sampai dengan 17,5 tahun, menyatakan bahwa pengembangan kekuatan menggenggam (hand grip), menarik dan mendorong dengan lengan antaa laki-laki dengan perempuan hamper tidak berbeda sampai umur 13 tahun, tetapi selanjutnya laki-laki bertambah lebih cepat dibandingkan dengan perempuan. Perbandingan perubahan awal dari kekuatan menggenggam untuk anak laki-laki hamper dua kali lipat disbanding anak perempuan, sedangkan kekuatan menarik dan mendorong hamper empat kali lipat besarnya.
Perkembangan kekuatan susunan masa adolesensi nampak bahwa pada perempuan tidak dapat melampaui rata-rata perkembangan kekuatan laki-laki, bahkan dapat digambarkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh perempuan yang terkuat dapat disamakan dengan kekuatan laki-laki yang paling lemah.
Kematangan menunjukkan ada hubungan dengan perkembangan kekuatan. Apabila pencapaian kematangan diklasifikasikan menjadi kematangan awal,normal, dan terlambat, maka kurva pertumbuhan kekuatan pada perempuan yang berada pada klasifikasi kematangan terlambat matang selalu dibawah rata-rata pada seluruh kelompok umur. Sedangkan bagi mereka yang matang, cenderung lebih cepat perkembangan kekuatannya antara umur 11 sampai 13 tahun, tetapi sesudah perrtumbuhannya menjadi berkurang dan mereka mencapai posisi dibawah rata-rata kelompok normal. kecenderungan menurunnya kekuatan pada anak perempuan cepat matang dan lambat matang dibandingkan dengan yang normal adalah pada usia sesudah usia 13,5 tahun.
Perkembangan kekuatan dalam klasifikasi kematangan awal (cepat) normal dan lambat untuk laki-laki berhubungan dengan umur (kematangan)sekeletal. pada laki-laki yang cepat matang menunjukkan kurva kekuatan yang tidak jauh dari garis lurus (linear)dengan percepatan yang agak menurun pada umur antara 12 sampai 13,5 tahun, kemudian meningkat lagi, dan akhirnya cenderung berhenti pada pertumbuhan yang mendatar setelah umur 16 atau 17 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki yang termasuk lambat matang yang lamban dalam setiap fungsi, kemudian diikutisuatu percepatan pada akhir umur 14 tahun. Hal tersebut juga ditandai adanya hubungan antara kekuatan dengan kematangan skeletal. Dalam pertumbuhan anak laki-laki cepat matang, perkembangan kekuatannya selalu berada diatas rata-rata kelompok sejak umur 13-16 tahun. Sedangkan bagi mereka yang termasuk lambat matang cenderung dibawah normal.
Hubungan yang rendah terjadi ntara tinggi atau berat badan dengan kekuatan kekuatan karena adanya factor-faktor lain yang mempengaruhi ukuran besarnya badan dalam menentukan kekuatan pada masa adolesensi. Puncak perkembangan yang cepat dari kekuatan anak laki-laki terjadi kira-kira 1,5 tahun sesudah puncak peningkatan tinggi badan, dan kira-kira 1(satu) tahun sesudah puncakpenambahan berat badan.
Dalam hal perkembangan power otot yang berhubungan dengan pertumbuhan tubuh dinyatakan bahwa power otot dicapai secara penuh kira-kira satu tahun sesudah pencapaian pertumbuhan tubuh sepenuhnya

2.2 Perkembangan Motorik Masa Remaja
2.2.1 Kemampuan Gerak
Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan dan fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilkan keterampilan gerak dasar antar kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak laki-laki menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh. Menurut Espenchade (1060), anak perempuan mencapai hasil maksimal dalam lari pada usia 15 tahun, dan menunjukkan sedikit perubahan dalam melempar dan melompat sesudah umur tersebut.
Selanjutnya penelitian lain oleh Vincent (1968) menyatakan bahwa anak perempuan mencapai skor terbaik dalam kecepatan melempar, memantulkan bola ke tembok, dan melempar jarak jauh pada umur 15,3 tahun. Untuk lari dan lompat tinggi penampilan terbaik pada umur 14,4 tahun, sedangkan mahasiswa putri yang sehat dan segar mencapai skor tertinggi dalam lompat samping dan lompat tali pada umur 18,4 tahun. Semua itu merupakan beberapa peningkatan penampilan wanita yang terjadi setelah masa pubertas. Penampilan fisik sesudah pubertas lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan budayanya.
Umumnya penampilan gerak anak perempuan dalam keterampilan dasar cenderung menurun sebelum mencapai kematangan biologis, kira-kira 3 tahun sebelum kematangan skeletal. Sebaliknya anak laki-laki terus mengalami peningkatan penampilan geraknya dengan bertambahnya kematangan skeletal.
Kecepatan matang secara biologis laki-laki adanya hubungan dengan penampilan gerak. Umumnya anak laki-laki masa puber meningkat secara terus-menerus dan teratur dalam lari dan melompat, tetapi sedikit terlambat dalam lemparan. Hal ini berhubungan dengan serangkaian pertumbuhan fisik, seperti tungkai yang memanjang, pinggul yang melebar sebelum pengembangan bagian pundak.
Dalam lompat jauh tanpa awalan, menggaplung dengan lengan ditekuk, dan baring duduk (sit-ups) dengan lutut ditekuk anak laki-laki umur 10 sampai 16 tahun menunjukkan peningkatan yang berbeda. Peningkatan penampilan tertinggi untuk lompat jauh tanpa awalan terjadi antara umur 14 dengan 15 tahun dan umur 11 sampai 12 tahun untuk lengan menggantung dan sit-ups. Peningkatan maksimum lompat jauh tanpa awalan dan menggantung bertepatan dengan puncak percepatan pertumnbuhan tinggi badan, sedangkan peningkatan pada sit-ups 1 (satu) tahun sebelum puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan. Peningkatan yang lebih cepat pada anggota badan sehingga secara mekanika memberikan keuntungan dalam melakukan sit-ups karena togok relatif lebih pendek.
Pertumbuhan yang cepat pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa adolensensi.
2.2.2 Koordinasi dan Keseimbangan
Peningkatan koordinasi pada anak laki-laki terus berlangsung sejalan dengan bertambahnya umur kronologis, sedangkan anak perempuan sudah tidak berkembang lagi sesudah umur 14 tahun. Kelincahan anak laki-laki lebih unggul dibandingkan anak perempuan. Kelincahan memerlukan kecepatan mengubah arah dari badan atau anggota badan, seperti melompat secara penuh kemudian memutar posisi dan gerakan-gerakan sulit yang lain.
Kelincahan wanita dewasa kurang baik dibandingkan dengan wanita yang masih muda atau anak-anak, tetapi dalam gerakan akrobatik yang memerlukan kontrol dan keseimbangan statis, wanita dewasa lebih dapat menjaga posisinya. Terjadinya penurunan kelincahan seseudah umur 14 tahun, hanya sedikit perubahan terjadi penurunan pada kontrol, kelentukan, dan keseimbangan bagi perempuan,. Pertambahnya berat badan anak perempuan pada masa puber berpengaruh negetif dalam penampilan geraknya.
Koordinasi gerak anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perkembangan sedikit sekali, tetapi setelah itu perkembangannya makin cepat. Berbagai hasil penelitian mengenai keseimbangan dinamis selama masa adolesensi menunjukkan bahwa keadaan yang stabil (palkteau) dialami oleh perempuan pada umur 12 sampai 14 tahun dan pada anak laki-laki umur 14 sampai 16 tahun. Perkembangan keseimbangan dinamis anak laki-laki menunjukkan bahwa sebelum umur 13 dan sesudah umur 15 tahun menunjukkan perkembangan yang lebih besar dibandingkan masa usia antaara 13 sampai 15 tahun.


2.2.3 Peningkatan Penampilan Gerak
Masa sebelum adolesensi dan adolesensi merupakan saat peningkatan, penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi dsb. Peningkatan secara kuantitatif ini merupakan bagian yang dihasilkan oleh pertumbuhan yang berlangsung terus, terutama pertumbuhan yang cepat dimasa adolesensi. Yang menghasilkan penngkatan kekuatan dan daya tahan. Demikian pula sumbangan diri unsur koodinasi tidak diragukan lagi dalam menunjang peningkatan keterampilan.
a. Lari (Running)
pengukuran kuantitatif untuk kemampuan lain umumnya dilakukan dengan mengukur kecepatan, lari jarak pendek (30 yard) dan kelincahan lari. Kelincahan lari merupakan frekuensi yang dicapai seseorang dalam mengubah arah.
b. Lompat (Jumping)
Penggunaan tes lompat umumnya kearah depan atau keatas. Penelitian yang dilakukan oleh Espenchade (1960) menunjukkan bahwa peningkatan jarak lompatan kedepan untuk laki-laki dan perempuan kira-kira 33 inci pada umur 5 tahun dan pada umur 10 sampai 11 tahun mencapai 60 inci. Sesudah itu laki-laki terus meningkat kira-kira 90 inci. Pada umur 17 tahun, sedangkan perempuan mengalami kestabilan dengan jarak kira-kira 64 inci pada umur yang sama.
c. Lempar (Throwing)
Jarak lemparan sering digunakan untuk mengukur penampilan lempar, meskipun kecepatan dan ketepatan juga ikut dinilai. Penampilan lempar berbeda dari penampilan lari dan lompat, demikian pula perbeedaan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan yang terjadi sejak usia muda.
d. .Keterampilan Dasar
Sebagian besar penelitian menyatakan,.bahwa usia untuk belajar gerak yang paling tepat adalah masa sebelum adoleseasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nash (1960) yang menyatakan bahwa 85% keterampilan dasar dan minat terhadap ketramtpilan gerak harus ditemukan pada umur 12 tahun atas sebelumnya. Masa kanak-kanak merupakan waktu untuk belajar keterampilan dasar, sedangkan masa adolesensi adalah waktu yang digunakan untuk penyempurnaan dan penghalusan serta mempelajari berbagai macam variasi ketrampilan gerak.
Keterampilan gerak .pada masa adolesensi sangat dipengaruhi oleh, penguasaan gerak dasar pada masa anak - anak, Dan oleh faktor latihan. Oleh karena itu, kecenderungan keterampilan gerak setiap individu pada masa adolesensi semakin bervariasi. Ada yang keterampilan dapat berkembang dengan baik dan ada yang perkembangannya tidak baik.

e.. Kesegaran Jasmani
Pads masa adolesensi terjadi perbedaan yang mencolok dalarn hasil tes, kesegaran jasmani antara laki-laki dan perempuan.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar I berikut.













Penurunan kesegaran jasmani anak perempuan masa adolesensi ada kemungkinan bukan, karena kurangnya motivasi antuk memperoleh skor yang baik dalam ,tes kesegaran jasmani, meskipun sebenarnya mereka mampu melakukan. Sedikit sekali perempuan yang melakukan dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk tes lari 600 yard atau dalam tes kekuatan sebagai unsur dalam tes kesegaran jasmani.
Seperti yang terlihat pada gambar I, penampilan kesegaran jasmani anak laki-laki meningkat seram teratur sesuai bertambahnya umur sampai kira-kira 12 tahun. Setelah umur tersebut penampilan meningkat secam cepat, sebaiknya penampilan perempuan setelah umur 12 tahun makin menurun.
Masa adolesensi merupakan saat yang baik untuk, pengembangan kesegaran jasmani. pengembangan yang terjadi merupakan basil perubahan-perubahan dalam peningkatan luasnya otot dan ukuran badan baik untuk laki-taki maupun perempuan.
Faktor latihan fisik sangat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani. Latihan. peningkatan daya tahan Cardiovascular lebih baik dimulai Sejak awal, dan peningkatan pada masa adolesensi lebih tinggi dibandingkan masa dewasa atau dapat dikatakan bahwa cardiovascular berkembang lebih cepat dengan melakukan latihan di masa adolesensi. beberapa . hasil penelitian oleh Cooper dan kawan-kawan (1975) menyatakan, bahwa dalam program latihan aerobik menghasilkan pcningkatan cardiovascular 17,6% sampai dengan 20% untuk, anak-anak normal yang sedang berkembang dan mengalami putumbuban cepat masa adolesensi.





Kesimpulan
Adolesensi merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat sampai pada saatnya mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan sampai tidak terjadi pertumbuhan lagi. Pertumbuhan yang terjadi menimbulkan perubahan ukuran, seperti proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, sistem peredaran darah, pernapasan, sistem syaraf, kematangam seks primer dan sekunder dan sebagainya.
Pada awal masa adolesensi perempuan lebih tinggi dan lebih berat dari laki-laki keadaan tersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yang cepat terjadi. Pada anak laki-laki. Seterusnya laki-laki mengungguli tinggi dan berat badan perempuan, demikian pula ukuran-ukuran yang lain, seperti togok, panjang tungkai, lebar pundak, dan ukuran lengan.
Perubahan secara proporsional terjadi pada tulang dan jaringan lemak. Pertumbuhan tulang otot berjalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih nampak pada laki-laki dibabdingkan dengan perempuan.
Salahsatu perubahan fisiologis adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur dan sama untuk anak laki-laki dan perempuan sejak lahir, tetapi pada masa adolesensi penurunan pada laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan sesudah umur 12 tahun.
Perbandingan perubahan awal dari kekuatan menggenggam anak laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan anak perempuan, sedangkan kekuatan menarik dan mendorong hampir empat kali lipat besarnya, meskipun sampai umur 13 tahun hampir tidak terjadi perbedaan.

PROGRAM LATIHAN DALAM OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

PROGRAM LATIHAN DALAM OLAHRAGA
TENIS LAPANGAN

1. Menimang-nimang bola dengan menggunakan pukulan forehand, back hand dan volly.
Bola ditaruh diatas daun raket, kemudian bola dipukul keatas dengan lintasan vertikal. Jangan terlalu kuat memukul bola.

2. Memantul-mantulkan bola ke tanah setinggi pinggang.
Bola dipukul-pukul ke tanah. Tinggi bola pantulan setinggi pinggang.

3. Memantul-mantulkan bola ke tanah setinggi kurang lebih 30 cm di atas tanah.
Bola dipukul-pukul ke tanah. Tinggi bola pantulan setinggi 30 cm.

4. Latihan melakukan gerakan service dengan tidak menggunakan bola.
Gerakannya seakan servis, namun belum menggunakan bola. Gunanya untuk melatih servis yang benar.

5. Latihan melakukan service dengan menggunakan bola dan diusahakan masuk.

6. Latihan memukul bola dengan di umpan teman di depannya dengan pukulan top spin.
Berpasangan 2 orang 2 orang. Salah satu memegang raket, yang satu mengumpan bola. Yang memegang raket memukul bola yang diumpan teman dengan pukulan top spin.

7. Latihan memukul bola dengan di umpan teman di depannya dengan pukulan back spin.
Berpasangan 2 orang 2 orang. Salah satu memegang raket, yang satu mengumpan bola. Yang memegang raket memukul bola yang diumpan teman dengan pukulan back spin.

8. Melakukan pukulan top spin ke tembok dan di ulang- ulang.
Kemudian, menghadap ke tembok. Melakukan pukulan top spin agar terbiasa melakukan top spin.

9. Melakukan pukulan top spin dengan di umpan sendiri dan di pantulkan ke tanah terlebih dahulu dari garis baseline.
Bola dijatuhkan sendiri. Kemudian ketika bola memantul bola dipukul menggunakan pukulan top spin.

10. Latihan memukul bola dengan ada lawan di depan , bergantian saling mengumpan forehand dan back hand.
Melakukan pukulan top spin berpasangan.

TEHNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PRAKTIK


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
           
Dalam kajian makalah ini akan membahas tentang teknologi pembelajaran dalam praktek yang berdasarkan pada racangan pengembangan, pemanfaatan, pengolaan , dan penilaian. Kelima ranah ini merupakan ranah dari teknologi pembelajaran.

Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang mencangkup dalam teknologi pembelajaran dalam praktek?
2.      Apa saja etika praktek teknologi pembelajaran?
3.      Bagaimana hubungan antara definisi 1994 dengan praktek?

Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang ada didalam teknologi pembelajaran dalam praktek
2.      Untuk mengetahui apa saja etika praktek teknologi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui hubungan antara definisi 1994 dengan praktek







BAB II
PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PRAKTEK
Teknologi pembelajaran berkembang melalui interaksi konsisten antara teori dan praktek. Teknologi pembelajaran bersifat unik dalam pengertian bidang studi ini juga menggantungkan pada model model untuk melengkapi teori. Model yang banyak digunakan dalam studi itu bersifat procedural, Dan kebanyakan  model ini memberikan panduan proses rancangan. Sementara model procedural itu memiliki dasar teoritis, dan meringkas praktek yang berhasil atau dapat memberikan respon pada karateristik unit lingkungan tertentu.
Praktek teknolo0gi pembelajaran juga berpengaruh pada evolusi,oleh karena itu mempengaruhi bagaimana bidang studi itu didefinisikan. Disamping itu, praktek berpengaruh dri pada teori.

ELEMEN YANG MEMBENTUK PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Elemen-elemen itu mencangkup :
·         Tipe isi pembelajaran
·         Karateristik pembelajar
·         Organisasi pembelajar
·         Daya dukung peralatan yang tersedia
·         Keahlian praktisi
Teknik dan prosedur teknologi pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan rancangan pembelajaran disajikan sebagai model generic dengan variasinya bergantung pada jenis mata pelajaran yang diajarkan dan juga keterampilan prasyarat dan latar belakang pebelajar.
            Dimensi praktek teknologi pembelajaran cenderung berkembang seirama  dengan peningkatan kemampuan teknologi yang ada. Seperti halnya bidang lain, kualitas praktek ditentukan oleh keterampilan dan keahlian praktisi. Keahlian itu mengalami evolusi selama bertahun tahun seiramam dengan fungsi banyaknya perubahan dalam bidang studi itu.
KONTEK PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Masyarakat praktisi mempengaruhi perkembangan nilai, kepercayaan, dan prioritas dalam teknologi pembelajaran. Perubahan dalam kepercayaan dan nilai ini dipengaruhi oleh tujuan dan sumber daya dalam lingkungan tertentu.
Ruang lingkup praktek teknologi pembelajaran
Secara umum alumni program teknologi pembelajaran menemukan pekerjaan dalam berbagai lingkungan kerja. Di berbagai wilayah geografis pelatihan kerja dewasa ini menghendaki pelatihan dalam teknologi pembelajaran atau bidang yang terkait.Ely (1992) mencatat kecenderungan lebih banyak praktek teknologi pembelajaran diliuar konteks sekolah dari pada dalam sekolah. Kecenderungan ini bermula satu dasa warsa yang lalu dan tampak terus berlanjut.
Dari perspektif banyak bidang studi, perubahan yang lebih dramatis tidak banyak terjadi pada aplikasi pelatihan.  Tetapi yang banyak pada perkembangan praktek teknologi pembelajaran di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus, arena internasional merupakan refleksi struktur global dari banyak perusahaan amerika, tetapi hal ini tidak untuk semua kegiatan, disamping itu, sebagian besar Negara seperti kanada dan belanda memiliki program akademik  teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dan universitas.
Variasi praktek di antara lingkungan kerja
Oleh karena arena  bisnis dan pelatihan industry mendominasi dalam beberapa wilayah kajian,terdapat penekanan baru dalam topik-topik berikut seperti:
·         Pembelanjaran berorientasi keterampilan dan transfer pelatihan berkelanjutan
·         Pembelkajaran bersifat pada isi dan bukannya berpusat pada pebelajar
·         Analisis front-end dan rancangan system pembelajaran
·         Teknologi belajar jarak  jauh
·         Karateristik pebelajar orang dewasa
·         Teknologi performansi
Lingkungan kerja juga cenderung menekankan produktivitas dan mengurangi waktu siklus rancangan. Tekanan-tekanan ini mengarah pada perkembangan system dukungan performasi elektronis dan pendekatan baru pada rancangan dan perkembangan dalam pencarian teknik yang lebih efisien (dick, 1993; wenger 1993 ) tetapikadang-kadang juga saat-sat dimana ada fase krisis, misalnya evaluasi dan pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini follow-up kurang medapat perhatian atau dihilangkan untuk menghemat waktu dan dana.
Lingkungan sekolah memiliki kebutuhan lain yang berpengaruh pada praktek teknologi pembelajaran dalam lingkungan ini, termasuk :
·         Pembelajaran fleksibel dan berpusat pada guru
·         Memenuhi kebutuhan siswa secara komprehensif
·         Pembelajaran yang tiadk beruntung pada rancangan front-end secara ekstensif
·         Assessment dan evaluasi
Tidaklah mengherankan bahwa bidang studi ini memiliki kesulitan dalam penerapan prosedur dalam dua lingkungan ini secara p[ersis tanpa penyesuaian (gustafon 1993) meskipun terdapat tiga prosedur generic yang dipandang bisa mengatasi kendala lingkungan. Tetapi prinsipteknologi pembelajaran yang di terapkan dalam banyak lingkungan mengajar memungkinkan terciptanya lapangan untuk praktek dalam bidang teknologi pembelajaran yang memungkinkan untuk terus berkembang.

Pekerjaan teknologi pembelajaran
Pekerjaan teknologi pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan lingkungan kerja tertentu dan juga fungsi posisi itu. Seels dan gosglow (1990) mendiskripsikan pasra kerja dengan membedakan antar peranan peneliti dan praktisi. Sementara peneliti dan lingkungan akademik mempertimbangkan ranah tertrentu bidang studi itu. Mereka pada umumnya menentukan spesialisasi di salah satu (atau dua) ranah. Di sekolah atau lingkungan pelatih, kebanyakan peneliti dalam organisasi ituterlibat dalam penelitian evaluasi.
`           Praktisi juga berkepentingan dengan salah satu ranahbidang studi itu, tetapi profesionalsekolah cenderung menentukan spesialisasi dalam lingkup yang lebih terbatas. Sementara ada generalis yang bagi mereka, luasnya ruang lingkup teknologi pembelajaran menghalangi pencapaian keahlian oleh individu tertentu dalam suatu ranah kegiatan. Hal ini berlaku ahli teori dan praktisi. Kebanyakan teknologi pembelajaran memiliki pekerjaan yang menuntut ketrampilan tertentu dalam satu atau dua hal, misalnya dalam rancangan dan pengembangan teknologi tertentu atau pemakaian media.

Pelatihan Dan Repelatihan Formal
            Dalam banyak situasi,teknolok pembelajaran dewasa ini lebih ahli dari pada teknologi pembelajaran di masa lalu. Lebih banyak praktisi menerima pealatihan  (treining) formal, biasanya pada level paskasarjana. Pada tahun 1991 terdapat 195 program master dan program gelar 6 tahun dibidang itu, dan terdapat 63 program doctor di Amerika serikat saja. Tetapi, jumlah lembaga pendidikan akademikitu kemudian berkembang (Ely, 1992). Karakteristik pelstihsn itu menyesuaikan perkembangan teknologi baru dan teknologi baru. Seels (1993b) menyatakan bahwa program akademik berjuang dengan bagaimna menambah topic seperti strategipembelajaran, manajemen proyek, evaluasi sumatif dan karakteristik pembelajaran disamping mengembangkan pembelajaran yang di bantu computer kea rah media terpadu dan telekomunikasi kearah belajar jarak jauh.
Disamping itu, teknologi pembelajaran akan terus mengembangkan krtrampilan dan keahliannya melalui kegiatan kerja diluar linkup program pelatihan formal ini menjadi  karakteristik bidang studi ini,oleh karena pertumbuhan teknologi baru menetukan banyaknya seminar dan merupakan pertemuan asosiasi professional tahunan mempertahankan keahlian secara konstan merupakan masalah tersendiri dalam bidang itu,khususnya pelatihan bidang sector swasta dimana banyak orang masih memiliki latar belakang pendidikan formal. Sementara kebutuhan memperbaharui pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan teknologi yang lebih baru dan tuntutan proses rancangan menjadi lebih mendesak seiring dengan cepatnya perkembangan teori.

Klasifikasi kompetensi professional
Dengan teknologi pembelajaran,banyak aososiasi professional berusaha menangani tugas pengembangan kompetensi untuk pekerjaan para praktisi khususnya mereka yang berkecimpung dalam kepelatihan kariawan,isu sertifikasi kompetensi professional juga disinggung.AECT melalui divisi nya division of instructional developmentdan the national society for performance and instruction (NSPI) menetapkan satuan,dan upaya-upaya mereka muncul dalam bentuk joint crtification.
Disamping untuk memberikan dasar sertifikasi,satuan tugas itu juga menyatakan bahwa kompetisi itu dapat dipergunakan untuk:
Ø  Self –assesment dan perubahan profeseional
Ø  Penetapan terminology umum yang sudah mapan
Ø  Perkembangan program akademik
Ø  Membantu mengidentifikasi praktisi yang berkualitas
Ø  Memberikan dasar untuk mendefinisikan teknologi pembelajaran

Etika praktek
Teknologi pembelajaran
Metode Standar Etika
Salah satu dimensi pentingnya ialah kesedaran dan pemasyarakatan standar praktek yang di landasi etika professional.selanjutnya standar ini yang membentuk praktek sehari-hari dalam suatu bidang studi.AECT telah menyatakankode etik professional dan prosedur menangani masalah etis diberlakukan sejak pembentukannya seperempat abad yang lalu.
Kegiatan ini sangat bermamfaat,berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat ini menempatkan perhatian pada masalah etika dalam berbagai lingkungan.etika sangat berpengaruh dalam berbagai bidang.standar perilaku ini berfungsi sebagai sumber arah yang yang lebih abstrak dan konkret untuk praktek sehari-hari.
                       
Kepedulian Etika Profesi
           Oleh karena terjadinya perubahan teknologi yang sangat cepat norma etis juga dan norma baru dipopulerkan.sebagian topic sudah sangat jelas seperti penggunaan duplikasi tekologi.isu itu sudah dibahas di perundangan juga kode etik.
Teknologi baru telah telah menciptakan isu etis yang lain yang tidak begitu tampak dan kelihatannya tidak berpengaruh.misalnya,persoalan persamaan dalam kesempatan pendidikan dapat menjadi isu teknologi.baik secara etis maupun praktis hal itu merupakan dilemma.Perhatian etis itu bisa menjadi lebih kompleksketika pengaruh teknologi semakin kelihatan.Dalam situasi ini sulitlah untuk menenyukan perilaku yang bagaimana dipandang tepat dan apa yang bisa memiliki pengaruh negatip jangka panjang.

Peran Pratisi Dalam Mempengaruhi Evolusi Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran bergerak dari keterapilan,profesi,sekarang bidang studi.Evolusi ini parallel dengan pertumbuhannya dari praktek ditingkat  teknisi ditempat kerja menjadi kegiatan professional pengetahuan dan penyiapan yang lebih sendiri.Evolusi ini mendeskripsikan dalam rangkaian studi mengenai bidang studi dan juga dalam upaya mendefinisikan ruang lingkup dan fungsi bidang studi.
Penelitian tentang Pekerjaan dalam Media Pembelajaran tahun 1970.
Pada akhir dasawarsa 1960an, the department of audiovisual instruction of the national education association (cikal bakal AECT) melakukan analisis praktek teknologi pembelajaran pada saat itu. Proyek ini dilakukan dengan cara unntuk menganalisis bidang studi itu dan menjadi sejareh tersendiri untuk praktek teknologi pembelajaran,laporan proyek ini adalah jobs in instructional media( Wallington,et al,19970) dan lebih dikenal dengan the jims report.
Dasar-dasar bidang studi
Penelitian jims didasasrkan pada 2 orientasi berebeda. Yang pertama ialah konsep analisis pekerjaan fungsional (function jobs analysis). Teknik ini dikembangkan oleh Sidney A.Fine dari Upjohn institute for employment research, melibatkan identifikasi tugas pekerjaan secara lengkap. Tugas tersebut di kelompokkan dalm bentuk apakah tugas itu masuk kategori data,otrang atau benda.Setiap kategori selanjutnya di bagi menjadi funsi-fungsi yabng dapat di deskripsikan menurut  tingkat kesulitandan jumlah pembelajaran yang diperlukan untuk melakukan fungsi itu.
Selain menggunakan teknik-teknik analisis pekerjaan fungsional,penelitian JIMSjuga dipengaruhi ranah teknologi pembelajaran yang dikembangkan dalam the medi guidelines project of the teaching research division dari Oregon Sistem Of Higher Education.hal ini  merupakan konsep yang disertakan dalam definisi lebih awal(AECT,1972;AECT 1977)dan juga definisi yang berlaku kini.Salah satu perbedaan ialah bahwa dulunya fungsi praktisi menentukan ranah bidang studi.
Pengaruh dan Perluasan Laporan JIMS
Tingkat presentase pekerjaan dalam bidang yang melibatkan tugas para profesional seperti opersi pealatan. Konsekuensinya, proyek itu meliha secara sistematis pada tugas kerja yang mengelompok untuk memberikan dasar kearah titian karier. Oleh karena tu lapora JIMS menajdi dasar bagi teknologi pembelajaran untuk berkembang menjadi profesi.
Laporan itu juga menjadi dasar untuk pekerjaan lain yang menanalisis karakteristik bidang studi. AECT menrima kontrak dari  National Centre for Educational Statistics untuk menghimpun dan mengidentifikasi peristilahan yan berhubungan teknologi pembelajaran.
Perluasan laporan JIMS adalah kajian yang dilakukan Chisholm dan Ely (1976) mengenai fungsi personal media.

Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktek
            Definisi teknologi pembelajaran yan belaku kini disajikan sebagai teori sekaligus praktek. Ranah-ranahya menunjukkan dasar pengetahuan bidang studi iyu disamping memberikan skema utama ntuk mengklasifikasikan cara spesifk bagaimana pengetahuan ini diterapkan di lapangan.untuk bisa sesuai dengan dfinisi itu secara utuh, kegiatan disetiap anah biasa berhubungan dengan proses pembelajaran atau sumber pembelajaran.
            Terdapat banyak kompetisi profesional yang ditunjukkan oleh teknolog pembelajaran ketika pekerjaan mereka dihubungkan dengan satu ranah saja. Banyak pula sebutan pekerjaan yang berkaiatan dalam wilayah kompeensi dan performensi yang sama. Terdapat juga pertumbuhan dalam pekerjaan , kompetensi, proses dan sumber yang berhubungan dengan setiap dimensi bidang studi dan teknologi pembelajaran.



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            Definisi 1994 bidang studi itu memberikan karakter teknologi pembelajaan sebaai teori dan praktek. Bab ini mendeskripsikan bidang studi itu berdasarkan orienasinya pada praktek. Dewasa ini praktek teknologi pembelajaran dipengarugi oleh konteks tempat kerja, variasi pekerjaan yan ada, dan tingkat keahlian ya diharapkan dari mereka yang mendapatkan pelatihan dalam berbagai aspaek. Disanping itu praktek dibentuk oleh, standart etis dalam profesi. Jealslah bahwa perumbuhan masa datan bidang tehnologi pembelajaran akan terus dibentuk oleh praktek maupun oleh meluasnya kerangka intelektual.
















DAFTAR RUJUKAN

Dwiyogo, Wasis. 2010. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani & Olahraga.
            Malang: Wineka Media