Senin, 25 Oktober 2010

TEHNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PRAKTIK


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
           
Dalam kajian makalah ini akan membahas tentang teknologi pembelajaran dalam praktek yang berdasarkan pada racangan pengembangan, pemanfaatan, pengolaan , dan penilaian. Kelima ranah ini merupakan ranah dari teknologi pembelajaran.

Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang mencangkup dalam teknologi pembelajaran dalam praktek?
2.      Apa saja etika praktek teknologi pembelajaran?
3.      Bagaimana hubungan antara definisi 1994 dengan praktek?

Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang ada didalam teknologi pembelajaran dalam praktek
2.      Untuk mengetahui apa saja etika praktek teknologi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui hubungan antara definisi 1994 dengan praktek







BAB II
PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PRAKTEK
Teknologi pembelajaran berkembang melalui interaksi konsisten antara teori dan praktek. Teknologi pembelajaran bersifat unik dalam pengertian bidang studi ini juga menggantungkan pada model model untuk melengkapi teori. Model yang banyak digunakan dalam studi itu bersifat procedural, Dan kebanyakan  model ini memberikan panduan proses rancangan. Sementara model procedural itu memiliki dasar teoritis, dan meringkas praktek yang berhasil atau dapat memberikan respon pada karateristik unit lingkungan tertentu.
Praktek teknolo0gi pembelajaran juga berpengaruh pada evolusi,oleh karena itu mempengaruhi bagaimana bidang studi itu didefinisikan. Disamping itu, praktek berpengaruh dri pada teori.

ELEMEN YANG MEMBENTUK PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Elemen-elemen itu mencangkup :
·         Tipe isi pembelajaran
·         Karateristik pembelajar
·         Organisasi pembelajar
·         Daya dukung peralatan yang tersedia
·         Keahlian praktisi
Teknik dan prosedur teknologi pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan rancangan pembelajaran disajikan sebagai model generic dengan variasinya bergantung pada jenis mata pelajaran yang diajarkan dan juga keterampilan prasyarat dan latar belakang pebelajar.
            Dimensi praktek teknologi pembelajaran cenderung berkembang seirama  dengan peningkatan kemampuan teknologi yang ada. Seperti halnya bidang lain, kualitas praktek ditentukan oleh keterampilan dan keahlian praktisi. Keahlian itu mengalami evolusi selama bertahun tahun seiramam dengan fungsi banyaknya perubahan dalam bidang studi itu.
KONTEK PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Masyarakat praktisi mempengaruhi perkembangan nilai, kepercayaan, dan prioritas dalam teknologi pembelajaran. Perubahan dalam kepercayaan dan nilai ini dipengaruhi oleh tujuan dan sumber daya dalam lingkungan tertentu.
Ruang lingkup praktek teknologi pembelajaran
Secara umum alumni program teknologi pembelajaran menemukan pekerjaan dalam berbagai lingkungan kerja. Di berbagai wilayah geografis pelatihan kerja dewasa ini menghendaki pelatihan dalam teknologi pembelajaran atau bidang yang terkait.Ely (1992) mencatat kecenderungan lebih banyak praktek teknologi pembelajaran diliuar konteks sekolah dari pada dalam sekolah. Kecenderungan ini bermula satu dasa warsa yang lalu dan tampak terus berlanjut.
Dari perspektif banyak bidang studi, perubahan yang lebih dramatis tidak banyak terjadi pada aplikasi pelatihan.  Tetapi yang banyak pada perkembangan praktek teknologi pembelajaran di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus, arena internasional merupakan refleksi struktur global dari banyak perusahaan amerika, tetapi hal ini tidak untuk semua kegiatan, disamping itu, sebagian besar Negara seperti kanada dan belanda memiliki program akademik  teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dan universitas.
Variasi praktek di antara lingkungan kerja
Oleh karena arena  bisnis dan pelatihan industry mendominasi dalam beberapa wilayah kajian,terdapat penekanan baru dalam topik-topik berikut seperti:
·         Pembelanjaran berorientasi keterampilan dan transfer pelatihan berkelanjutan
·         Pembelkajaran bersifat pada isi dan bukannya berpusat pada pebelajar
·         Analisis front-end dan rancangan system pembelajaran
·         Teknologi belajar jarak  jauh
·         Karateristik pebelajar orang dewasa
·         Teknologi performansi
Lingkungan kerja juga cenderung menekankan produktivitas dan mengurangi waktu siklus rancangan. Tekanan-tekanan ini mengarah pada perkembangan system dukungan performasi elektronis dan pendekatan baru pada rancangan dan perkembangan dalam pencarian teknik yang lebih efisien (dick, 1993; wenger 1993 ) tetapikadang-kadang juga saat-sat dimana ada fase krisis, misalnya evaluasi dan pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini pembelajaran dalam li ngkungan ini follow-up kurang medapat perhatian atau dihilangkan untuk menghemat waktu dan dana.
Lingkungan sekolah memiliki kebutuhan lain yang berpengaruh pada praktek teknologi pembelajaran dalam lingkungan ini, termasuk :
·         Pembelajaran fleksibel dan berpusat pada guru
·         Memenuhi kebutuhan siswa secara komprehensif
·         Pembelajaran yang tiadk beruntung pada rancangan front-end secara ekstensif
·         Assessment dan evaluasi
Tidaklah mengherankan bahwa bidang studi ini memiliki kesulitan dalam penerapan prosedur dalam dua lingkungan ini secara p[ersis tanpa penyesuaian (gustafon 1993) meskipun terdapat tiga prosedur generic yang dipandang bisa mengatasi kendala lingkungan. Tetapi prinsipteknologi pembelajaran yang di terapkan dalam banyak lingkungan mengajar memungkinkan terciptanya lapangan untuk praktek dalam bidang teknologi pembelajaran yang memungkinkan untuk terus berkembang.

Pekerjaan teknologi pembelajaran
Pekerjaan teknologi pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan lingkungan kerja tertentu dan juga fungsi posisi itu. Seels dan gosglow (1990) mendiskripsikan pasra kerja dengan membedakan antar peranan peneliti dan praktisi. Sementara peneliti dan lingkungan akademik mempertimbangkan ranah tertrentu bidang studi itu. Mereka pada umumnya menentukan spesialisasi di salah satu (atau dua) ranah. Di sekolah atau lingkungan pelatih, kebanyakan peneliti dalam organisasi ituterlibat dalam penelitian evaluasi.
`           Praktisi juga berkepentingan dengan salah satu ranahbidang studi itu, tetapi profesionalsekolah cenderung menentukan spesialisasi dalam lingkup yang lebih terbatas. Sementara ada generalis yang bagi mereka, luasnya ruang lingkup teknologi pembelajaran menghalangi pencapaian keahlian oleh individu tertentu dalam suatu ranah kegiatan. Hal ini berlaku ahli teori dan praktisi. Kebanyakan teknologi pembelajaran memiliki pekerjaan yang menuntut ketrampilan tertentu dalam satu atau dua hal, misalnya dalam rancangan dan pengembangan teknologi tertentu atau pemakaian media.

Pelatihan Dan Repelatihan Formal
            Dalam banyak situasi,teknolok pembelajaran dewasa ini lebih ahli dari pada teknologi pembelajaran di masa lalu. Lebih banyak praktisi menerima pealatihan  (treining) formal, biasanya pada level paskasarjana. Pada tahun 1991 terdapat 195 program master dan program gelar 6 tahun dibidang itu, dan terdapat 63 program doctor di Amerika serikat saja. Tetapi, jumlah lembaga pendidikan akademikitu kemudian berkembang (Ely, 1992). Karakteristik pelstihsn itu menyesuaikan perkembangan teknologi baru dan teknologi baru. Seels (1993b) menyatakan bahwa program akademik berjuang dengan bagaimna menambah topic seperti strategipembelajaran, manajemen proyek, evaluasi sumatif dan karakteristik pembelajaran disamping mengembangkan pembelajaran yang di bantu computer kea rah media terpadu dan telekomunikasi kearah belajar jarak jauh.
Disamping itu, teknologi pembelajaran akan terus mengembangkan krtrampilan dan keahliannya melalui kegiatan kerja diluar linkup program pelatihan formal ini menjadi  karakteristik bidang studi ini,oleh karena pertumbuhan teknologi baru menetukan banyaknya seminar dan merupakan pertemuan asosiasi professional tahunan mempertahankan keahlian secara konstan merupakan masalah tersendiri dalam bidang itu,khususnya pelatihan bidang sector swasta dimana banyak orang masih memiliki latar belakang pendidikan formal. Sementara kebutuhan memperbaharui pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan teknologi yang lebih baru dan tuntutan proses rancangan menjadi lebih mendesak seiring dengan cepatnya perkembangan teori.

Klasifikasi kompetensi professional
Dengan teknologi pembelajaran,banyak aososiasi professional berusaha menangani tugas pengembangan kompetensi untuk pekerjaan para praktisi khususnya mereka yang berkecimpung dalam kepelatihan kariawan,isu sertifikasi kompetensi professional juga disinggung.AECT melalui divisi nya division of instructional developmentdan the national society for performance and instruction (NSPI) menetapkan satuan,dan upaya-upaya mereka muncul dalam bentuk joint crtification.
Disamping untuk memberikan dasar sertifikasi,satuan tugas itu juga menyatakan bahwa kompetisi itu dapat dipergunakan untuk:
Ø  Self –assesment dan perubahan profeseional
Ø  Penetapan terminology umum yang sudah mapan
Ø  Perkembangan program akademik
Ø  Membantu mengidentifikasi praktisi yang berkualitas
Ø  Memberikan dasar untuk mendefinisikan teknologi pembelajaran

Etika praktek
Teknologi pembelajaran
Metode Standar Etika
Salah satu dimensi pentingnya ialah kesedaran dan pemasyarakatan standar praktek yang di landasi etika professional.selanjutnya standar ini yang membentuk praktek sehari-hari dalam suatu bidang studi.AECT telah menyatakankode etik professional dan prosedur menangani masalah etis diberlakukan sejak pembentukannya seperempat abad yang lalu.
Kegiatan ini sangat bermamfaat,berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat ini menempatkan perhatian pada masalah etika dalam berbagai lingkungan.etika sangat berpengaruh dalam berbagai bidang.standar perilaku ini berfungsi sebagai sumber arah yang yang lebih abstrak dan konkret untuk praktek sehari-hari.
                       
Kepedulian Etika Profesi
           Oleh karena terjadinya perubahan teknologi yang sangat cepat norma etis juga dan norma baru dipopulerkan.sebagian topic sudah sangat jelas seperti penggunaan duplikasi tekologi.isu itu sudah dibahas di perundangan juga kode etik.
Teknologi baru telah telah menciptakan isu etis yang lain yang tidak begitu tampak dan kelihatannya tidak berpengaruh.misalnya,persoalan persamaan dalam kesempatan pendidikan dapat menjadi isu teknologi.baik secara etis maupun praktis hal itu merupakan dilemma.Perhatian etis itu bisa menjadi lebih kompleksketika pengaruh teknologi semakin kelihatan.Dalam situasi ini sulitlah untuk menenyukan perilaku yang bagaimana dipandang tepat dan apa yang bisa memiliki pengaruh negatip jangka panjang.

Peran Pratisi Dalam Mempengaruhi Evolusi Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran bergerak dari keterapilan,profesi,sekarang bidang studi.Evolusi ini parallel dengan pertumbuhannya dari praktek ditingkat  teknisi ditempat kerja menjadi kegiatan professional pengetahuan dan penyiapan yang lebih sendiri.Evolusi ini mendeskripsikan dalam rangkaian studi mengenai bidang studi dan juga dalam upaya mendefinisikan ruang lingkup dan fungsi bidang studi.
Penelitian tentang Pekerjaan dalam Media Pembelajaran tahun 1970.
Pada akhir dasawarsa 1960an, the department of audiovisual instruction of the national education association (cikal bakal AECT) melakukan analisis praktek teknologi pembelajaran pada saat itu. Proyek ini dilakukan dengan cara unntuk menganalisis bidang studi itu dan menjadi sejareh tersendiri untuk praktek teknologi pembelajaran,laporan proyek ini adalah jobs in instructional media( Wallington,et al,19970) dan lebih dikenal dengan the jims report.
Dasar-dasar bidang studi
Penelitian jims didasasrkan pada 2 orientasi berebeda. Yang pertama ialah konsep analisis pekerjaan fungsional (function jobs analysis). Teknik ini dikembangkan oleh Sidney A.Fine dari Upjohn institute for employment research, melibatkan identifikasi tugas pekerjaan secara lengkap. Tugas tersebut di kelompokkan dalm bentuk apakah tugas itu masuk kategori data,otrang atau benda.Setiap kategori selanjutnya di bagi menjadi funsi-fungsi yabng dapat di deskripsikan menurut  tingkat kesulitandan jumlah pembelajaran yang diperlukan untuk melakukan fungsi itu.
Selain menggunakan teknik-teknik analisis pekerjaan fungsional,penelitian JIMSjuga dipengaruhi ranah teknologi pembelajaran yang dikembangkan dalam the medi guidelines project of the teaching research division dari Oregon Sistem Of Higher Education.hal ini  merupakan konsep yang disertakan dalam definisi lebih awal(AECT,1972;AECT 1977)dan juga definisi yang berlaku kini.Salah satu perbedaan ialah bahwa dulunya fungsi praktisi menentukan ranah bidang studi.
Pengaruh dan Perluasan Laporan JIMS
Tingkat presentase pekerjaan dalam bidang yang melibatkan tugas para profesional seperti opersi pealatan. Konsekuensinya, proyek itu meliha secara sistematis pada tugas kerja yang mengelompok untuk memberikan dasar kearah titian karier. Oleh karena tu lapora JIMS menajdi dasar bagi teknologi pembelajaran untuk berkembang menjadi profesi.
Laporan itu juga menjadi dasar untuk pekerjaan lain yang menanalisis karakteristik bidang studi. AECT menrima kontrak dari  National Centre for Educational Statistics untuk menghimpun dan mengidentifikasi peristilahan yan berhubungan teknologi pembelajaran.
Perluasan laporan JIMS adalah kajian yang dilakukan Chisholm dan Ely (1976) mengenai fungsi personal media.

Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktek
            Definisi teknologi pembelajaran yan belaku kini disajikan sebagai teori sekaligus praktek. Ranah-ranahya menunjukkan dasar pengetahuan bidang studi iyu disamping memberikan skema utama ntuk mengklasifikasikan cara spesifk bagaimana pengetahuan ini diterapkan di lapangan.untuk bisa sesuai dengan dfinisi itu secara utuh, kegiatan disetiap anah biasa berhubungan dengan proses pembelajaran atau sumber pembelajaran.
            Terdapat banyak kompetisi profesional yang ditunjukkan oleh teknolog pembelajaran ketika pekerjaan mereka dihubungkan dengan satu ranah saja. Banyak pula sebutan pekerjaan yang berkaiatan dalam wilayah kompeensi dan performensi yang sama. Terdapat juga pertumbuhan dalam pekerjaan , kompetensi, proses dan sumber yang berhubungan dengan setiap dimensi bidang studi dan teknologi pembelajaran.



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            Definisi 1994 bidang studi itu memberikan karakter teknologi pembelajaan sebaai teori dan praktek. Bab ini mendeskripsikan bidang studi itu berdasarkan orienasinya pada praktek. Dewasa ini praktek teknologi pembelajaran dipengarugi oleh konteks tempat kerja, variasi pekerjaan yan ada, dan tingkat keahlian ya diharapkan dari mereka yang mendapatkan pelatihan dalam berbagai aspaek. Disanping itu praktek dibentuk oleh, standart etis dalam profesi. Jealslah bahwa perumbuhan masa datan bidang tehnologi pembelajaran akan terus dibentuk oleh praktek maupun oleh meluasnya kerangka intelektual.
















DAFTAR RUJUKAN

Dwiyogo, Wasis. 2010. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani & Olahraga.
            Malang: Wineka Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar